istilah cloud computing atau komputasi awan sudah tidak asing lagi. Banyak perusahaan, dari startup hingga korporasi raksasa, memindahkan operasional mereka ke cloud untuk mendapatkan fleksibilitas dan efisiensi. Namun, seiring berkembangnya teknologi, muncul satu strategi baru yang kian populer, yaitu multicloud. Pengertian multicloud merujuk pada penggunaan layanan cloud dari lebih dari satu penyedia layanan public cloud.
Banyak orang mungkin berpikir bahwa menggunakan satu penyedia cloud saja sudah cukup. Namun, di dunia bisnis yang kompetitif, ketergantungan pada satu vendor bisa menjadi risiko. Strategi multicloud hadir sebagai solusi yang menawarkan kebebasan, optimasi biaya, dan performa yang lebih tinggi. Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu multicloud, manfaat, tantangan, dan mengapa strategi ini menjadi sangat penting di masa depan.
Arti Multicloud dan Konsep Dasarnya
Secara sederhana, arti multicloud adalah sebuah strategi di mana sebuah organisasi sengaja memanfaatkan layanan public cloud dari dua atau lebih penyedia yang berbeda. Misalnya, sebuah perusahaan mungkin menggunakan Amazon Web Services (AWS) untuk infrastruktur utamanya, Google Cloud Platform (GCP) untuk analisis data dan machine learning, serta Microsoft Azure untuk aplikasi berbasis Windows. Ini adalah contoh klasik dari penerapan apa itu multicloud.
Bayangkan Anda tidak hanya berbelanja di satu supermarket saja. Anda mungkin membeli buah di supermarket A karena lebih segar, daging di supermarket B karena lebih murah, dan produk pembersih di supermarket C karena sedang ada diskon besar. Itulah filosofi di balik multicloud; mengambil layanan terbaik dari setiap penyedia sesuai kebutuhan spesifik.
Perlu dicatat, multicloud secara spesifik mengacu pada penggunaan beberapa public cloud. Ini adalah pendekatan strategis untuk mendistribusikan beban kerja dan aset di berbagai lingkungan awan yang berbeda.
Multicloud vs. Hybrid Cloud: Perbedaan yang Sering Tertukar
Salah satu kebingungan terbesar saat membahas apa itu multicloud adalah perbedaannya dengan hybrid cloud atau awan hibrida. Keduanya memang melibatkan lebih dari satu lingkungan cloud, tetapi memiliki perbedaan fundamental. Hybrid cloud adalah kombinasi antara public cloud (seperti AWS atau Azure) dengan private cloud (infrastruktur cloud yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh perusahaan).
Sebaliknya, multicloud mengacu pada penggunaan beberapa public cloud. Sebuah perusahaan bisa saja memiliki strategi hybrid cloud (private cloud + AWS) dan sekaligus multicloud (private cloud + AWS + Azure). Jadi, multicloud berfokus pada keragaman penyedia layanan public cloud, sedangkan hybrid cloud berfokus pada kombinasi platform public dan private.
Memahami perbedaan ini sangat penting karena tujuan dan arsitekturnya sangat berbeda. Hybrid cloud sering digunakan untuk alasan keamanan atau regulasi, sementara multicloud lebih sering didorong oleh keinginan untuk optimasi dan menghindari ketergantungan pada satu vendor.
Mengapa Perusahaan Mengadopsi Strategi Multicloud?
Ada banyak alasan kuat mengapa perusahaan beralih ke strategi multicloud. Ini bukan sekadar tren, melainkan sebuah langkah strategis yang didasari oleh pertimbangan bisnis yang matang. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penerapan apa itu multicloud.
1. Menghindari Ketergantungan pada Satu Vendor (Vendor Lock-in)
Kekhawatiran terbesar dalam dunia cloud adalah vendor lock-in. Jika sebuah perusahaan membangun seluruh infrastrukturnya hanya pada satu penyedia, mereka akan sangat bergantung pada harga, teknologi, dan kebijakan vendor tersebut. Dengan multicloud, perusahaan memiliki “daya tawar” dan fleksibilitas untuk memindahkan beban kerja jika vendor menaikkan harga atau mengubah layanannya secara tidak menguntungkan.
2. Memilih Layanan Terbaik di Kelasnya (Best-of-Breed)
Setiap penyedia cloud memiliki keunggulannya masing-masing. AWS mungkin unggul dalam hal layanan infrastruktur (IaaS) dan penyimpanan data. Google Cloud dikenal hebat dalam layanan big data, analitik, dan Artificial Intelligence (AI). Sementara itu, Microsoft Azure sering menjadi pilihan utama bagi perusahaan yang sudah banyak menggunakan ekosistem Windows dan .NET.
Strategi multicloud memungkinkan perusahaan untuk “meracik” sendiri solusi terbaik. Mereka bisa menggunakan layanan AI dari Google dan di saat yang sama menjalankan aplikasi bisnis mereka di Azure.
3. Optimasi Biaya
Persaingan harga antar penyedia cloud sangat ketat. Dengan arsitektur multicloud, perusahaan dapat secara dinamis memilih layanan yang paling hemat biaya untuk tugas tertentu. Mereka bisa membandingkan harga layanan penyimpanan atau komputasi antar penyedia dan memilih yang termurah, layaknya membandingkan harga tiket pesawat.
4. Peningkatan Keandalan dan Resiliensi
Jangan menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang. Prinsip ini juga berlaku di dunia cloud. Meskipun penyedia cloud besar memiliki keandalan tinggi, pemadaman layanan (outage) tetap bisa terjadi.
Dengan menyebarkan aplikasi di beberapa cloud yang berbeda, perusahaan dapat menciptakan sistem failover yang tangguh. Jika satu penyedia cloud mengalami gangguan di satu wilayah, lalu lintas dapat secara otomatis dialihkan ke penyedia cloud lain, sehingga layanan tetap berjalan.
5. Kepatuhan Regulasi dan Kedaulatan Data
Banyak negara memiliki aturan ketat tentang di mana data warga negaranya boleh disimpan (kedaulatan data). Beberapa penyedia cloud mungkin memiliki data center di negara tertentu, sementara yang lain tidak. Strategi multicloud memungkinkan perusahaan untuk memilih penyedia cloud yang memiliki infrastruktur fisik di lokasi yang sesuai dengan regulasi pemerintah setempat.
Tantangan di Balik Implementasi Apa Itu Multicloud
Meskipun menawarkan banyak keuntungan, strategi apa itu multicloud tidak datang tanpa tantangan. Mengelola beberapa lingkungan cloud secara bersamaan jauh lebih rumit daripada mengelola satu cloud saja.
1. Kompleksitas Manajemen Ini adalah tantangan terbesar. Tim IT harus mengelola beberapa dashboard, sistem tagihan, dan antarmuka yang berbeda-beda. Tanpa alat manajemen yang terpadu, operasional bisa menjadi sangat rumit dan rentan terhadap kesalahan.
2. Keamanan Lintas Platform Menjaga standar keamanan yang konsisten di berbagai cloud adalah tugas yang sulit. Setiap penyedia memiliki model keamanan dan alatnya sendiri. Tim keamanan harus memastikan bahwa kebijakan keamanan, kontrol akses, dan enkripsi diterapkan secara seragam di semua platform.
3. Keterampilan Tim (Skill Gap) Menemukan profesional IT yang menguasai satu platform cloud saja sudah sulit, apalagi yang menguasai AWS, Azure, dan GCP sekaligus. Perusahaan harus berinvestasi besar dalam pelatihan tim agar mampu mengelola lingkungan apa itu multicloud secara efektif.
4. Interoperabilitas dan Perpindahan Data Membuat layanan dari cloud yang berbeda agar bisa “berbicara” satu sama lain bisa menjadi rumit. Selain itu, memindahkan data dalam jumlah besar antar cloud (data egress) seringkali dikenakan biaya yang mahal. Proses ini juga melibatkan transfer data antar infrastruktur server fisik yang lokasinya mungkin berjauhan.
Kesimpulan
Pada akhirnya, apa itu multicloud adalah sebuah evolusi logis dari komputasi awan. Ini adalah strategi yang mengutamakan pilihan, fleksibilitas, dan ketahanan. Dengan tidak bergantung pada satu penyedia, perusahaan dapat merancang arsitektur IT yang paling sesuai dengan kebutuhan unik mereka, baik dari segi biaya, performa, maupun keamanan.
Meskipun hadir dengan tantangan kompleksitas manajemen, manfaat jangka panjang yang ditawarkan multicloud—seperti menghindari vendor lock-in dan optimasi biaya—menjadikannya strategi yang sangat menarik. Seiring dengan semakin matangnya alat-alat manajemen cloud, adopsi apa itu multicloud diprediksi akan terus meningkat. Ini bukan lagi pertanyaan “apakah” perusahaan akan menggunakan multicloud, tetapi “kapan” dan “bagaimana” mereka akan menerapkannya dengan efektif.




