Internet of things (IoT) adalah istilah umum untuk meningkatnya jumlah elektronik yang bukan perangkat komputasi tradisional, tetapi terhubung ke internet untuk mengirim data, menerima instruksi, atau keduanya.


Ada berbagai 'hal' yang sangat luas yang berada di bawah payung IoT: versi 'pintar' dari peralatan tradisional yang terhubung ke Internet seperti lemari es dan bola lampu; gadget yang hanya ada di dunia yang mendukung internet seperti asisten digital bergaya Alexa; dan sensor berkemampuan internet yang mengubah pabrik, perawatan kesehatan, transportasi, pusat distribusi, dan pertanian.


Apa itu internet of things?

IoT menghadirkan konektivitas internet, pemrosesan data, dan analitik ke dunia objek fisik. Bagi konsumen, ini berarti berinteraksi dengan jaringan informasi global tanpa perantara keyboard dan layar (Alexa, misalnya).


Dalam pengaturan perusahaan, IoT dapat menghadirkan efisiensi yang sama untuk proses manufaktur dan sistem distribusi yang telah lama disampaikan oleh internet untuk pekerjaan pengetahuan. Miliaran sensor berkemampuan internet tertanam di seluruh dunia menyediakan kumpulan data yang sangat kaya yang dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan keamanan operasi mereka, melacak aset, dan mengurangi proses manual.


Data dari mesin dapat digunakan untuk memprediksi apakah peralatan akan rusak, memberikan peringatan dini kepada produsen untuk mencegah waktu henti yang lama. Peneliti juga dapat menggunakan perangkat IoT untuk mengumpulkan data tentang preferensi dan perilaku pelanggan, meskipun hal itu dapat memiliki implikasi serius terhadap privasi dan keamanan.


Seberapa Besar Perkembangan IoT?

Dalam satu kata: sangat besar. Priceonomics merincinya: Ada lebih dari 50 miliar perangkat IoT pada tahun 2020, dan perangkat tersebut menghasilkan 4,4 zettabytes data. (Zettabyte adalah satu triliun gigabyte.) Sebagai perbandingan, pada tahun 2013 perangkat IoT hanya menghasilkan 100 miliar gigabyte. Jumlah uang yang akan dihasilkan di pasar IoT juga mengejutkan; perkiraan nilai pasar pada tahun 2025 berkisar dari $1,6 triliun hingga $14,4 triliun.


Dalam Global IoT Market Forecast, IoT Analytics Research memperkirakan akan ada 27 miliar koneksi IoT aktif (tidak termasuk komputer, laptop, ponsel, ponsel, dan tablet) pada tahun 2025. Namun, perusahaan menurunkan perkiraannya berdasarkan kekurangan chip yang sedang berlangsung, yang diperkirakan akan berdampak pada jumlah perangkat IoT yang terhubung setelah tahun 2023.


Bagaimana cara kerja IoT?

Elemen pertama dari sistem IoT adalah perangkat yang mengumpulkan data. Secara garis besar, ini adalah perangkat yang terhubung ke internet, sehingga masing-masing memiliki alamat IP. Kompleksitasnya beragam, mulai dari robot bergerak dan forklift otonom yang memindahkan produk di sekitar lantai pabrik dan gudang, hingga sensor sederhana yang memantau suhu atau memindai kebocoran gas di gedung.


Mereka juga menyertakan perangkat pribadi seperti pelacak kebugaran yang memantau jumlah langkah yang diambil individu setiap hari.


Pada langkah selanjutnya dalam proses IoT, data yang dikumpulkan ditransmisikan dari perangkat ke titik pengumpulan. Memindahkan data dapat dilakukan secara nirkabel menggunakan berbagai teknologi atau melalui jaringan kabel. Data dapat dikirim melalui internet ke pusat data atau cloud. Atau transfer dapat dilakukan secara bertahap, dengan perangkat perantara menggabungkan data, memformatnya, lalu di filter dan membuang data yang tidak relevan atau duplikat, kemudian mengirimkan data penting untuk analisis lebih lanjut.


Langkah terakhir, pemrosesan data dan analitik, dapat dilakukan di pusat data atau cloud, tetapi terkadang itu bukan pilihan. Dalam kasus perangkat penting seperti mati dalam pengaturan industri, penundaan pengiriman data dari perangkat ke pusat data jarak jauh terlalu besar. Waktu bolak-balik untuk mengirim data, memprosesnya, menganalisisnya, dan mengembalikan instruksi bisa memakan waktu terlalu lama.


Dalam kasus seperti itu, proses komputasi terjadi, di mana perangkat cerdas dapat mengumpulkan data, menganalisisnya, dan membuat respons jika perlu, semuanya dalam jarak fisik yang relatif dekat, sehingga mengurangi penundaan. Perangkat Edge juga memiliki konektivitas upstream untuk mengirim data untuk diproses dan disimpan lebih lanjut.


Semakin banyak kasus penggunaan komputasi tepi, seperti kendaraan otonom yang perlu membuat keputusan sepersekian detik, mempercepat pengembangan teknologi tepi yang dapat memproses dan menganalisis data dengan segera tanpa pergi ke cloud.