Bayangkanlah jika Anda sedang berbelanja online di platform ecommerce favorit Anda atau menyelesaikan transaksi. Namun, di tengah kegiatan tersebut, websitenya tiba-tiba saja down. Tentu kalau terjadi hanya sekali saja hanya akan membuat pengunjung merasa kesal. Tapi jika setelah berkali-kali dicek ternyata website tersebut masih down, bisa saja orang-orang akan kabur ke online shop lain.

 

Apakah Anda menginginkan hal tersebut terjadi kepada Anda? Tentu tidak, kan?

 

Maka dari itu, Anda harus memerhatikan salah satu fitur terpenting website, yaitu ketersediaannya. Anda bisa saja memiliki konten yang memukau, foto produk menarik, dan semua hal terbaik lainnya. Namun, jika website Anda tidak tersedia (dalam hal ini down) ketika pengunjung ingin mengaksesnya, pengunjung akan pergi ke platform lain. Loading kedua kalinya pun tidak akan megembalikan penjualan yang hilang. Terlebih lagi, menurut salah satu studi dari Web Hosting Australia, 50% responden akan meninggalkan website yang gagal loading dalam tiga detik.

 

Itulah mengapa untuk cek apakah website down atau tidak merupakan hal yang sangat penting bagi pemilik website. Downtime selama satu menit saja bisa merugikan Anda ribuan dolar. Bayangkanlah jika kerugian Anda itu berlangsung dalam hitungan menit menjadi jam dan bahkan hari.

 

Apa Itu Uptime/Downtime?

Uptime biasanya dipresentasikan dalam bentuk persentase. Uptime adalah istilah yang menunjukkan seberapa sering website Anda online dan beroperasi secara penuh. Sisa persentasenya adalah seberapa sering website Anda tidak responsif atau down. Misalkan, provider web hosting memiliki uptime sebesar 93%. Hal tersebut berarti rata-rata 7% nya adalah downtime. Terdengar tidak banyak, memang. Namun, persentase downtime kecil tersebut dapat mengacaukan bisnis Anda ketika dihitung dalam jumlah menit atau jam, per bulan.

 

Bagaimana Cara Mengalkulasi Downtime?

Dengan menggunakan formula seperti mengambil jumlah jam dalam setahun, kurangi total jam downtime, dan bagi angka tersebut dengan jumlah jam dalam setahun, lalu kalikan dengan 100. Contohnya, ada 8760 jam dalam setahun (365 x 24). Jika website Anda mengalami 4 jam downtime per tahun, maka Anda mendapatkan angka 8756. Hitungannya akan nampak seperti berikut:

 

(8756/8760) x 100 = 99.95

 

Ini berarti bahwa website tersebut memiliki uptime 99.95%

 

Mungkin banyak yang bertanya mengapa tidak ada uptime 100%. Hal ini tentunya tidak mungkin terjadi. Layanan hosting terbaik memiliki uptime 99.9% pada service level agreement (SLA). SLA adalah persentase dari uptime yang dijanjikan oleh provider web hosting ketika Anda menggunakan jasanya. Namun, hal tersebut masih memungkinkan website Anda untuk mengalami downtime 43 menit 50 detik per bulan.

 

Adakah yang bisa Anda lakukan untuk menghilangkan persentase kecil itu?

 

Cara Menghindari Downtime Berkepanjangan

Uptime biasanya menjadi tanggung jawab dari provider hosting. Namun, ada beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi downtime Anda:

 

– Tipe hosting yang Anda pilih

 

– Lokasi host server yang berhubungan dengan lokasi Anda

 

– Konten Anda, yang mungkin memuat banyak video atau gambar

 

– Platform Anda, apakah itu WordPress, CMS lain atau kustomisasi sendiri

 

Satu hal yang dapat Anda lakukan adalah menghindari untuk menggunakan shared hosting. Karena, dengan shared hosting Anda hanya dapat mengontrol apa yang terjadi dengan trafik web Anda sendiri sampai batas tertentu, tetapi Anda tidak dapat mengontrol apa yang akan dilakukan oleh pemilik situs web yang sedang berbagi ruang dengan Anda. Mereka dapat menyimpan resource yang akan menyebabkan semua situs web lain pada shared hosting terkena dampaknya.

 

Jika Anda ingin membatasi waktu downtime pada website Anda, maka gunakan VPS hosting yang memungkinkan Anda untuk mengatur trafik dengan resource yang tersedia, walaupun terjadi lonjakan mendadak atau pertumbuhan bisnis. Anda juga dapat memastikan bahwa CMS dan plugin menggunakan versi terbaru dari PHP untuk mengelola request yang tidak mudah dicapai.

 

Dengan menggunakan VPS hosting, maka statistik website Anda tidak akan terlalu berdampak seperti situs ecommerce atau membership. Layanan hosting Anda juga harus memiliki perjanjian industri enkripsi (state of the industry encryption), perlindungan dari kebocoran DNS, dan autentikasi SSL. Hal-hal tersebut penting untuk melindungi website Anda dari kerugian seperti DDoS attack yang dikhususkan untuk mengacaukan sistem.

 

Jangan hanya bergantung pada layanan hosting saja untuk keamanan Anda. Pastikan bahwa website WordPress Anda juga selalu menggunakan firmware versi terbaru dan uninstall plugin yang sudah tak lagi digunakan. Install anti-virus, anti-malware, dan anti-spyware untuk update otomatis, dan gunakan firewall yang kuat. Pastikan untuk segera menguji website Anda setelah mengubahnya. Lalu, pastikan juga Anda memonitor website agar menemukan suatu masalah dan menyelesaikannya dengan segera.

 

Mengapa Penting untuk Memonitor Website Anda?

Downtime tidak hanya membuat pengunjung Anda frustrasi, tetapi juga menghalau produktivitas. Setiap kali ada gangguan yang harus dihadapi, dibutuhkan rata-rata 6,2 jam bagi tim Anda untuk membetulkannya.

 

Terlebih lagi, user experience yang buruk akan memengaruhi posisi Anda di peringkat halaman mesin pencari (SERP) dan memberi efek buruk pada reputasi profesional yang dimiliki.

 

Tentunya, tidak mungkin Anda berdiam diri dan menunggu masalah downtime tiba dengan sendirinya. Itulah sebabnya ada tool untuk memantau, menganalisis, dan mengoptimalkan situs web Anda untuk memastikan rasio terkecil hingga downtime.

 

Inilah beberapa tool untuk cek website down atau tidak.

 

Tool Gratis untuk Monitoring Website

Terkadang, yang gratis pun cukup. Ada sejumlah tool monitoring gratis yang akan memberi tahu Anda ketika situs web mengalami downtime, bahkan tool premium pun memiliki versi gratisnya. Walau memiliki fungsionalitas terbatas, tool versi gratis paling mendasar juga dapat memonitor downtime website Anda secara spesifik. Dari berbagai tool ini, banyak juga yang mudah dioperasikan. Anda cukup memasukkan URL ke bilah pencarian dan menekan “Go” untuk menggunakannya.

 

1. DownNotifier

Produk ini merupakan salah satu tool yang memiliki versi berbayar dan gratis. Tool ini akan memberi tahu Anda ketika situs web sedang offline atau jika teks tertentu hilang. Untuk menggunakannya, cukup buka beranda DownNotifier dan masukkan URL Anda ke dalam kotak, lalu pilih metode penerimaan notifikasinya. Anda bisa menerima notifikasi melalui dua cara yaitu melalui email atau SMS. Tool ini hanya akan memindai situs web Anda setiap 10 menit dalam mode gratis. Sedangkan, layanan premium basic memonitor setiap 60 detik, dan ada juga paket enterprise yang menawarkan monitoring tanpa batas sepanjang waktu.

 

2. Supermonitoring

Walaupun paket gratis tool ini basic, tetapi tetap bisa diandalkan. Tidak hanya melakukan pemantauan komprehensif, tetapi juga memberi tahu Anda secara real time. Ada juga perlindungan di tempat untuk mencegah alarm palsu.

 

Tool Monitoring Website Berbayar

Tool berbayar akan memberi Anda keluwesan dalam monitoring website dan memanfaatkan beragam fitur lainnya. Sebagian besar tool ini tidak mahal, maka layak saja bila tool ini diinvestasikan demi fitur premiumnya. Tool-tool ini juga menawarkan uji coba gratis, sehingga Anda dapat melakukan test drive sebelum Anda memutuskan untuk membelinya.

 

1. Site24x7

Ini adalah tool monitoring menyeluruh yang lebih dari sekadar mencari situs web yang down. Ini memonitor situs web, server, dan jaringan Anda untuk menemukan masalah. Anda juga akan mendapatkan fitur monitoring real user, pemantauan aplikasi untuk tim DevOps, dan pemantauan transaksi sintetis. Anda dapat mencobanya secara gratis atau memilih salah satu paket premiumnya.

 

2. Pingdom

Salah satu tool monitoring website berbayar peringkat teratas untuk cek website down adalah Pingdom. Bahkan jika Anda memilih versi gratisnya, Anda akan mendapatkan feedback dari lebih dari 70 lokasi pada saat itu juga. Tool memantau setiap menit dan memberi tahu Anda tentang masalah apa pun yang terjadi kepada website dengan push notification atau email. Versi premium juga menyediakan notifikasi melalui SMS.